Pilek, batuk, bersin tanpa henti, kadang disertai demam. Anda merasa gejala flu tersebut seringkali dialami si kecil, bahkan tiap bulan? Tak perlu menyalahkan kondisi sekitar, bisa jadi memang kondisi gen imunitasnya yang lemah dan bisa jadi dulu waktu kecil Anda juga seperti dirinya. Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan tim dari King's College London, Inggris. Tim peneliti menemukan tiga perempat dari sifat kekebalan tubuh dipengaruhi oleh gen, yang diwarisi dari orangtua dan nenek moyang. Kondisi kesehatan kita sebagian besar ternyata dipengaruhi oleh DNA.

Penelitian yang didukung oleh NIHR Biomedical Research Centre, menganalisis 23.000 gen kekebalan pada 497 perempuan kembar. Diketahui sifat kekebalan adaptif responsnya akan semakin kompleks, setelah terpapar patogen tertentu. Sebagian besar hal tersebut dipengaruhi oleh genetika.

" Dari analisis diketahui respons imun lebih dipengaruhi oleh variasi genom atau DNA. Temuan ini dapat membantu untuk meningkatkan pemahaman tentang sistem kekebalan tubuh dan interaksi faktor lingkungan," kata Dr Massimo Mangino, kepala penelitian dari King's College London.

Fakta tersebut, menurut Mangino, bisa jadi dasar untuk penelitian lebih lanjut terkait pengobatan berbagai penyakit, seperti rheumatoid arthritis dan psoriasis. Profesor Tim Spector, yang juga terlibat penelitian mengungkap kalau respons imun genetik sangat personal. Artinya, terapi yang diberikan juga harusnya bersifat indvidual dan tak bisa disamakan.

" Penyebab flu bisa banyak hal, misalnya alergi atau memang terkena virus. Dengan begitu berarti perawatan yang diberikan juga harus disesuaikan dengan pemicunya dan kondisi gen. Hal ini bisa saja mengubah terapi pengobatan di masa depan," kata Mangino.