AMMAN -  Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, sewaktu masa kampanye kepresidenannya, pernah berjanji akan memindahkan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Seorang menteri Yordania mengingatkan Trump akan adanya dampak parah jika pemindahan itu jadi dilakukan. Menteri Informasi Yordania Mohammed Momani mengatakan, langkah tersebut akan menjadi "garis merah" bagi Yordania dan akan "membakar jalan-jalan Arab dan Islam."

Ditekankan pejabat tinggi pemerintah Yordania itu, pemindahan misi diplomatik AS akan mengganggu hubungan antara AS dan sekutu-sekutu regional, termasuk Yordania. Ditegaskan Momani, pemerintahnya akan menggunakan semua cara diplomatik dan politik untuk mencegah pemindahan tersebut.

"Itu akan menimbulkan dampak bencana di sejumlah level, termasuk situasi regional," ujar Momani seperti dilansir media Press TV, Jumat (6/1/2017). 

"Itu pastinya akan mempengaruhi hubungan bilateral antara negara-negara di wilayah, termasuk Yordania, dan pihak-pihak yang akan terkait dengan keputusan seperti itu," imbuh menteri Yordania itu. 

Sebelumnya, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) juga mengingatkan AS untuk tidak memindahkan Kedubes AS ke Yerusalem. Diingatkan PLO, bahwa semua kedutaan AS di dunia Arab akan ditutup di tengah kemarahan dunia Arab atas pemindahan tersebut.

Pada September 2016 lalu, Trump yang saat itu tengah berkampanye terkait pencalonan dirinya sebagai presiden, berjanji kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, jika dirinya terpilih menjadi presiden AS.