VALENCIA - Takwa Rejeb, mahasiswi Muslim Spanyol sempat dilarang sebuah lembaga pelatihan untuk mengenakan jilbab. Namun Selasa kemarin (20/9/2016), Takwa Rejeb akhirnya diizinkan untuk belajar dengan berjilbab, setelah pemerintah daerah membahasnya.

Pelarangan Takwa Rejeb mengenakan jilbab di kelas menjadi bahan kegelisahan bagi Muslim yang merupakan empat persen dari populasi 46,5 juta di negara tersebut.

“Saya sangat senang karena satu-satunya hal yang saya inginkan adalah menggunakan hak saya untuk belajar,” kata gadis cantik berusia 23 tahun, yang lahir di kota timur Valencia dari orang tua asal Tunisia tersebut.

“Saya bukan sirkus aneh, saya seperti orang yang lain, seorang mahasiswa,” katanya kepada AFP.

Asosiasi anti-diskriminasi SOS Racisme membawa kasus Rejeb setelah ia ditolak mendapat akses ke pelajaran di lembaga pelatihan profesional Benlliure di Valencia pada 8 September lalu.

Menurut pengacara Francisco Solans, presiden regional asosiasi, lembaga ini telah memintanya untuk menerapkan aturan internal yang melarang setiap siswa masuk dengan kepala mereka ditutupi, baik itu topi maupun kerudung.

Menghadapi kontroversi yang dipicu oleh kasus Rejeb, pemerintah daerah Valencia akhirnya memaksa lembaga untuk memungkinkan Rejeb tetap berjilbab meski di dalam kelas.

Rosario menyatakan bahwa bolehnya Rejeb berjilbab merupakan kemenangan bagi pengakuan kebebasan konstitusional dan HAM.***