MAKKAH - Setelah terbenam matahari pada 9 Dzulhijjah, jutaan jamaah haji, termasuk jamaah asal Indonesia mulai diberangkatkan menuju Muzdalifah. Mereka akan melakukan prosesi mabit (menginap) di sana sembari mencari batu kerikil untuk melontar jumrah di Jamarat.

Dikutip Goriau.com dari merdeka.com, Senin (12/9) dini hari, jutaan jamaah haji dari seluruh dunia memenuhi sepanjang kanan kiri jalan Muzdalifah untuk melakukan mabit di Muzdalifah. Mereka dibagi dalam maktab-maktab serta sektor-sektor sesuai dengan daerah dan negara masing-masing.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, hamparan luas Muzdalifah di 6 sektor jamaah haji Indonesia dilengkapi dengan karpet merah seukuran 1,5 x 2 meter. Pantauan merdeka.com di sektor satu maktab 10, jamaah haji merasa nyaman dengan fasilitas tambahan yang disediakan oleh Muassasah Asia Tenggara.

"Alhamdulillah bagus dan nyaman," kata beberapa jamaah dari Bombana Kolaka kompak, Senin (12/9) tengah malam, sembari duduk santai di atas karpet merah yang tersedia. Sebagian lainnya terlihat tiduran menikmati suasana malam di Muzdalifah usai mengumpulkan batu kerikil untuk lontar Jumrah di sana.

"Alhamdulillah sekarang menjadi tidak kotor lagi," tambah jemaah lainnya. Sebelumnya mereka perlu membawa bekal alas, kini tidak perlu lagi dan bisa langsung beristirahat setibanya di Muzdalifah.

"Nyaman, enak, duduknya tertib," kesan lain yang dirasakan jemaah haji lainnya.

Sejumlah karpet merah tampak menghampar di beberapa titik, terutama di areal terdekat kumpulan baru kerikil yang telah disiapkan Pemerintah Saudi dan juga dekat tempat buang air kecil (toilet). Penambahan fasilitas karpet merah tahun ini baru diberlakukan oleh Muasasah Asia Tenggara di mak-maktab negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Namun demikian, karpet merah yang disediakan belum menutup seluruh hamparan Muzdalifah. Beberapa bagian masih terbuka dan jamaah harus menggelar alas untuk beristirahat di sana. "Nyaman, bagus, apalagi kalau karpetnya bisa semua," demikian harapan jemaah lainnya agar karpet merah diperbanyak jumlahnya.

Hal sama disampaikan oleh Tini, jemaah asal kloter satu Embarkasi Surabaya (SUB 01). Dia mengaku merasa nyaman dengan adanya fasilitas karpet di Muzdalifah. Meski demikian, dia berharap jumlahnya diperbanyak sehingga semua jemaah haji Indonesia bisa merasakannya.

"Lebih nyaman. Enak tidak usah ada alas lagi dan bisa langsung duduk di karpet. Pengennya tetap dikasih karpet dan lebih luas lagi," harapnya.

Melewati tengah malam, jemaah haji mulai diberangkatkan secara bergelombang menuju Mina untuk menginap di sana. Hari ini, jemaah haji Indonesia mulai melakukan wajib haji lainnya, yaitu lontar Jumrah Aqabah sebelum mereka bertahallul dan mengganti pakaian ihramnya dengan baju biasa. Sebagian jemaah ada juga yang memilih langsung menuju Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Ifadlah dan bertahallul di sana, sebelum melakukan Jumrah Aqabah.

Di Muzdalifah pada musim haji tahun ini memang diberikan fasilitas karpet untuk jamaah haji Indonesia saat mabit (menginap) dari Muassasah Asia Tenggara. Kepastian adanya fasilitas karpet ini ditegaskan oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin saat meninjau Muzdalifah, Selasa (6/9) lalu. Di padang luas itu, sudah bertumpuk ribuan karpet merah yang masih tergulung dan teronggok di beberapa tempat di Muzdalifah.

Bersama Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil dan Ketua Muassasah Asia Tenggara Muhammad Amin Indragiri, Menag Lukman menggelar karpet merah yang nantinya akan diperuntukan bagi jamaah saat mabit di Muzdalifah.

Usai mencoba duduk, Menag mengaku nyaman dengan karpet merah baru yang disediakan Muassasah Asia Tenggara ini. "Ini bahayanya kalau terlalu nyaman, nanti jemaahnya ketiduran," terang Menag disambut tawa Abdul Djamil dan Muhammad Amin Indragiri.

Tidak hanya untuk jemaah haji Indonesia, karpet yang sama juga disiapkan untuk jemaah haji yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Kepada Amin, Menag menyampaikan apresiasinya atas penyediaan layanan karpet merah untuk jamaah selama di Muzdalifah.

"Apakah tahun ini hanya Muassasah Asia Tenggara yang memulai ini?" tanya Menag yang diiyakan oleh Amin Indragiri.

Di Muzdalifah, jamaah haji akan mengumpulkan batu kerikil yang akan dilontarkan di jamarat. Kerikil tersebut sudah disebar menghampar oleh Pemerintah Arab Saudi di beberapa ruas padang Muzdalifah. Melewati tengah malam, jemaah kemudian diberangkatkan secara bertahap menuju Mina. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menargetkan seluruh jemaah haji Indonesia sudah meninggalkan Muzdalifah sebelum jam 07.00 waktu Arab Saudi pada tanggal 10 Zulhijjah.***