ANKARA - Otoritas Turki kembali memberhentikan nyaris 8 ribu polisi dari tugas-tugas mereka. Pemecatan ini sebagai kelanjutan dari operasi pembersihan yang dilakukan terhadap mereka yang diduga terkait dengan upaya kudeta pada 15 Juli lalu. Menurut media pemerintah seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (2/9/2016), total 7.669 polisi diberhentikan beserta 323 personel di kepolisian militer yang menangani keamanan domestik.

Pemerintah Turki menuduh ulama ternama Fethullah Gulen dan gerakannya, Hizmet mendalangi upaya kudeta 15 Juli, yang menewaskan 240 orang. Gulen yang bermukim di Amerika Serikat juga dituduh menjalankan "negara paralel" dan para pengikutnya menginfiltrasi institusi-institusi pemerintah. Tuduhan itu telah berulang kali dibantah keras oleh Gulen.

Usai upaya kudeta 15 Juli, otoritas Turki mulai melancarkan operasi pembersihan habis-habisan di badan-badan pemerintah. Tujuan operasi tersebut untuk memusnahkan apa yang oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan disebut sebagai "virus" pengaruh Gulen.

Sebelumnya pada Kamis, 1 September, 543 hakim dan jaksa telah dipecat sebagai bagian dari penyelidikan terhadap mereka yang terkait dengan gerakan Hizmet. Dengan demikian, sejauh ini total 3.390 orang telah diberhentikan dari institusi-institusi kehakiman sejak kudeta 15 Juli. Di hari yang sama, hampir 520 orang juga dipecat dari direktorat urusan agama.

Sebanyak 820 personel militer juga dipecat pada Kamis (1/9), dengan 648 orang di antaranya ditahan. Sejak upaya kudeta, total 4.451 personel militer telah diberhentikan, termasuk 151 jenderal dan laksamana.