MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte ternyata tidak main-main dengan sumpahnya untuk menghabisi para pelaku kejahatan narkoba. Baru-baru ini sejumlah tubuh tergeletak mati di jalan sebuah gang sempit di daerah kumuh Filipina. Peristiwa itu merupakan sebuah pemandangan yang menakutkan di negara itu bulan lalu. Foto-foto mayat-mayat diduga terlibat dalam kejahatan narkoba itu tergeletak di jalan raya dan kompleks perumahan umum banyak bemunculan di media massa, seperti dikutip dari Asia Correspondent, 29 Juli 2016.

Mayat-mayat tersebut terdiri dari istri, keluarga, atau teman-teman penjahat narkoba. Mereka ditembak mati oleh petugas polisi dan warga sipil bersenjata. Beberapa secara misterius ditemukan tewas di jalan.

Hanya dalam waktu kurang dari sebulan sejak dilantik sebagai presiden pada 30 Juni 2016, jumlah mayat yang ditemukan dalam operasi perang terhadap narkoba mencapai 300 orang.

Dari jumlah itu, sekitar 61 orang tewas oleh warga sipil bersenjata. Dalam operasi perang terhadap narkoba, sekitar 70 ribu pecandu narkoba telah menyerah kepada pemerintah.

Duterte, setelah pelantikannya sebagai presiden, menegaskan tekadnya untuk memerangi kejahatan narkoba dan tidak peduli dengan kritik pelanggaran hak asasi manusia yang ditujukan kepadanya. Dia bahkan siap untuk diingat sebagai diktator Uganda.***