BEIJING - Majalah liberal utama di Cina menghentikan penerbitan setelah pemerintah memaksa perombakan mendadak kepemimpinannya, Selasa (19/7/2016). Pengacara majalah itu menyalahkan pemerintah atas kejadian itu, yang berupaya meredam suara bertentangan dengan Partai Komunis Cina yang berkuasa.

Sejak berkuasa lebih dari tiga tahun lalu, Presiden Xi Jinping banyak menindak pihak berbeda pendapat, membatasi gerak media, dan menahan puluhan pegiat hak asasi manusia. Akan tetapi, pemerintah menyangkal melanggar hak asasi atau kebebasan berekspresi warga, dengan menyatakan pemerintah hanya berupaya menegakkan hukum.

Majalah Yanhuang Chunqiu juga dikenal sebagai Cina Melintas Masa, didirikan pada 1991 dan dikenal atas pandangan kritisnya terhadap masalah rawan, misalnya reformasi politik dan Revolusi Kebudayaan. Yanhuang Chunqiu menjadi forum bagi pejabat pro-reformasi dan dicetak 200 ribu eksemplar.

Akademi Seni Nasional Cina, yang secara teknis berwenang atas majalah itu, pada pekan lalu memutuskan mengganti susunan kepemimpinan majalah tersebut, termasuk juru cetak Du Daozheng (92 tahun), mantan kepala pengawas percetakan pemerintah.

Du menyampaikan pada Ahad via jaringan, majalah itu akan menghentikan terbitannya, dengan menuduh akademi tersebut melanggar hak kebebasan penyiaran. Ia juga mendesak banyak orang untuk memaksa masuk ke ruang berita dan mengambil alih kontrol atas lamannya.

Pihak akademi belum menjawab telepon guna dimintai keterangan. Begitu juga dengan Lembaga Administrasi Negara Urusan Pers, Publikasi, Radio, Film, dan Televisi, badan pengawas penerbitan di Cina juga tidak bersedia berkomentar. Kantor Dewan Penerangan Negara, pengawas tiap siaran mengenai kabinet Cina juga tak menanggai pertanyaan lewat surat elektronik.

Pengacara majalah itu, Mo Shaoping, mengatakan partai telah cukup berurusan dengan majalah tersebut. ''Ini adalah satu-satunya majalah yang menyampaikan kebenaran. Mereka tak menghendaki majalah ini terbit kembali," kata Mo.

Du sedang dirawat di rumah sakit. Anak perempuan Du, Du Mingming juga dirawat rumah sakit di Amerika Serikat. Mo mengatakan, Du beserta anak perempuannya menolak bekerja di tempat lain.

"Lebih baik kami menjadi giok yang pecah daripada seluruh ubin yang terpasang lengkap," katanya merujuk pada pepatah Cina, yang berarti kematian mulia lebih baik daripada hidup tanpa harga diri.

Partai berupaya menutup majalah itu sebanyak 19 kali dalam 25 tahun belakangan, kata salah satu redaktur, yang memilih tak disebut namanya mengingat keadaan rawan. Majalah itu selamat dari pemberangusan setelah campur tangan Xi pada tahun lalu, kata sumber pemerintah, yang juga memilih anonim.***