JAKARTA - Prestasi gemilang ditorehkan pembalap asal Malaysia Khairul Idham Pawi dalam ajang Moto3 Grand Prix di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Minggu lalu. Khairul finis di urutan pertama.

Hebatnya lagi, remaja 17 tahun ini menang lomba bukan dari pole position atau posisi terdepan. Pembalap Honda Team Asia kelahiran Kampung Gajah, Perak, ini start dari grid ke-20.

Meski memulai balapan dari barisan belakang, Khairul Idham terus merangsek. Satu persatu pembalap dia salip. Khairul dan kuda besinya tak terbendung.

Khairul finis dengan catatan waktu 47 menit dan 07,763 detik. Melibas pembalap Leopard Racing asal Italia, Andrea Locatelli, dan pembalap Gresini, Enea Bastianini, yang membuntut di belakang.

“Aku ingin mengucapkan syukur alhamdulillah dan terima kasih banyak kepada timku sebab selalu bekerja keras untukku,” kata Khairul, sebagaimana dikutip Dream dari laman Malaysia Kini, Selasa 19 Juli 2016.

Dalam lomba hari Munggu lalu, Sachsenring diguyur hujan. Khairul mengaku tak mudah menjalani lomba di atas lintasan basah. “Sedikit sulit dan ada banyak drama.”

Semula, Khairul sedikit bernafsu, memacu motor secepat mungkin. Tapi akhirnya bisa sedikit tenang untuk mengatur waktu. Hasilnya, dia menang.

“Aku harap keluargaku, teman, dan penggemarku menikmatinya,” tambah pria kelahiran 20 September 1998 ini.

Bukan Kemenangan Pertama

Kemenangan di Sachsenring bukanlah yang perdana. Pada April silam, dia juga menjadi jawara Moto3 dalam balapan di Sirkuit Rio Hondo, Argentina.

Kala di Rio Hondo, situasinya sama. Hujan juga mengguyur dan lintasan balap basah. Saat itu, remaja berjuluk Super KIP ini yakin memenangi balapan.

Secara keseluruhan ajang Moto3, kini dia nangkring di posisi ke-10 dengan poin 54. Terpaut 105 poin dari pemimpin klasemen Brad Binder, pembalap tim KTM asal Afrika Selatan.

Lari dari Guyuran Sampanye

Khairul dikenal sebagai sosok remaja yang saleh. Tak hanya di luar lintasan, sikap alim juga dia tampilkan di atas podium balap.

Saat menjadi jawara balapan di Rio Hondo, dia lari untuk menghindari guyuran sampanye. Sikap serupa juga dia ulangi saat berdiri di atas podium di Sachsenring, Jerman.

“Aku memang menghindarkan diri dari semburan minuman keras itu dan ke mana saja aku pergi, jati diri sebagai umat Islam tetap berada di tempat teratas,” tutur Khairul, sebagaimana dikutip Dream dari laman Sinar Harian.

Sikap Khairul ini mendapat pujian dari banyak orang. Dia dinilai konsisten mempertahankan kesucian dari arak. Salut! ***