VICTORIA - Jangan sepele dengan luka kecil di bagian tubuh Anda. Lihat, luka kecil di telapak kaki Alan Tillotson, seorang pengemudi truk ini dengan cepat berkembang menjadi infeksi parah yang kemudian menyebabkan kakinya perlu diamputasi.

Seperti banyak penderita diabetes lainnya, pengemudi truk berusia 65 tahun di Victoria ini tidak begitu ingat bagaimana luka di kakinya pertama kali terjadi. Bisa jadi luka itu disebabkan oleh hal kecil seperti batu kecil di sandal jepitnya. Tapi karena sirkulasi yang buruk, luka kecil ini tidak kunjung sembuh dengan cepat luka itu berubah menjadi sebuah masalah yang lebih besar.

"Saya pertama kali didiagnosis menderita diabetes ketika saya pergi memeriksakan mata. Tidak sampai empat tahun kemudian, dua tahun lalu, borok ini mulai timbul. Saya mendatangi rumah sakit, Mereka merawat Saya selama tiga atau empat minggu. Borok ini terus bertambah parah. Borok terakhir mengenai tulang sehingga pilihannya saya harus menyingkirkannya terlebih dahulu atau kehilangan seluruh kaki,” katanya.

Setelah jempol kakinya diamputasi, Tillotson memutuskan untuk menyingkirkan kaki dibagian lututnya untuk mencegah penyebaran infeksi di masa depan. Operasi yang dijalani Tillotson merupakan satu dari 4.400 kasus amputasi terkait diabetes yang diperkirakan terjadi di Australia setiap tahunnya.

"Angka ini terus meningkat,” kata CEO organisasi Diabetes Australia Greg Johnson.

Menurut Diabetes Australia, masalah ini meningkat dan menjadi fokus dari kampanye Pekan Diabetes Nasional tahun ini. Orang yang mengidap diabetes tipe 1 dan tipe 2 beresiko diamputasi. Meski demikian, tidak ada sistem pelaporan nasional untuk mengawasi masalah ini.

"Ada banyak laporan anekdot dari rumah sakit dan dokter diabetes yang mengatakan kalau mereka melihat semakin banyak kasus amputasi. Dan kita tahu jumlah penderita diabetes terus bertambah sebagai epidemi, jadi sepanjang tahun ini saja Kita melihat ada tambahan 100 ribu warga Australia yang diagnosa diabetes. Kita sekarang perlu membentuk inisiatif nasional, kita perlu menciptakan akuntabilitas dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem kesehatan kita sehingga jaringan kesehatan primer dan sistem kesehatan bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi seputar amputasi terkait diabetes ini dan melakukan lebih banyak untuk mencegahnya," kata Johnson.

Mengingat kebanyakan kasus amputasi terjadi di bagian bawah tubuh, pakar kesehatan mengingatkan penderita diabetes untuk menjaga kondisi tubuh Mereka dengan baik, begitu juga untuk menjaga kesehatan kaki Mereka dengan baik. Langkah ini bisa dilakukan antara lain dengan memberikan pelembab secara rutin dan pemeriksaan luka di kaki setiap harinya.

Jake Williams, pria asal Melbourne tahu persis masalah meningkatnya kasus amputasi ini disebabkan karena tidak peduli dengan penyakit diabetesnya.Pria berusia 40 tahun asal Melbourne dan ayah dari dua anak ini menghadapi masalah yang terus berlanjut dengan kakinya yang membuatnya harus kehilangan banyak jemari kakinya pada usia 20 tahunan. Baru-baru ini penyakit infeksinya menyebar kebagian lain dari kaki kirinya.

"Amputasi ini diawali dengan kasus sepele, anak laki-laki saya membenturkan kaki saya dengan pintu kamar mandi. Ini merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat dan dampak yang ditimbulkan luar biasa. Saya sudah mendapat seluruhnya. Saya sudah menjalani transplantasi ginjal, menghabiskan waktu melakukan cuci darah, mata Saya harus dioperasi dan juga amputasi ibu jari maupun kaki," katanya.

Williams mengatakan berharap dapat menasehati dirinya di waktu muda. "Saya anak muda yang kaku, amat senang berkumpul dengan teman dan tak terkalahkan sepertinya. Saya akan makan apa saja yang saya mau dan saya melewatkan menyuntik insulin. Jika saya bisa mengulang semuanya, saya akan teratur memeriksakan kadar gula, mengonsumsi makanan yang sehat, menyuntik insulin dan tidak membiarkan begitu saja semuanya. Saya tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi pada saya," katanya.***