ISTANBUL - Dua ledakan menguncang Bandara Internasional Attaturk di Istanbul, Turki, Selasa (28/6), sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Sedikitnya 10 orang tewas dan 20 luka-luka akibat insiden tersebut. Demikian pernyataan Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag. Seorang pejabat lokal menyatakan kepada lembaga siaran resmi pemerintah Turki bahwa dua orang penyerang telah melepaskan tembakan dengan senapan mesin serta bom bunuh diri di luar bandara yang terkenal paling sibuk di dunia itu, sebelum keduanya melewati pos pemeriksaan keamanan pertama.

Serangan terjadi sekitar 22.00 waktu setempat saat jam-jam tersebut merupakan waktu sibuk akibat kedatangan penerbangan dari Eropa dan keberangkatan ke Teluk Persia serta bagian lain di wilayah itu. Akibat ledakan itu, pejabat senior Amerika Serikat secara resmi mengumumkan semua jadwal penerbangan dari dan ke Istanbul sementara ditangguhkan.

Ledakan itu juga terjadi satu hari setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memperbaharui peringatan wisata bagi Turki, menyarankan wisatawan asing termasuk Amerika bahwa mereka secara eksplisit telah menjadi target oleh organisasi teroris internasional, termasuk di dalamnya jasa penerbangan.

Pada Maret lalu, Amerika Serikat pernah memesan kepergian anggota keluarga pejabat pemerintah Amerika Serikat ke Provinsi Izmir sekitar 26 Juli 2016. Seperti dilansir dari ABC News, belum diketahui secara pasti kondisi terakhir Bandara Ataturk saat ini. Yang jelas, ledakan itu muncul tiga bulan usai ledakan terencana di Bandara Internasional di Brussels.

Turki telah berurusan dengan beberapa ancaman keamanan yang berasal dari kelompok separatis Kurdi, termasuk ISIS. Awal Juni ini, serangan bom mobil di sebuah bus polisi juga menewaskan tujuh petugas dan empat penduduk sipil di pusat kota Istanbul. Serangan ini menjadi serangan terbesar ke empat di Turki tahun ini.***