MAKKAH - Jutaan berduyun-duyun mendatangi Makkah untuk beribadah haji dan umrah setiap tahunnya. Namun, pernahkah terbayangkan berapa ratus juta liter air zamzam yang sudah dipergunakan. Baik untuk minum, berwudhu maupun menjadi oleh-oleh.

Tidak juga pernah terdengar kabar sumur air zamzam mengering, bahkan berkurang sekalipun. Bagaimana mungkin sumur yang hanya berukuran sekira 20 meter persegi dengan kedalaman kurang lebih 40 meter itu bisa bertahan di tengah kehidupan gurun.

Dalam bukunya berjudul "Sejarah Kakbah", Ali Husni Al Kharbuthli menulis, "jelaslah keberadaan air dalam sumur Zamzam merupakan sebuah keajaiban sesuai dengan kehendak Allah SWT".

Dia juga menuliskan, keajaiban ini pernha dibuktikan lewat metode ilmiah yang dilakukan para ilmuwan. Salah satunya ialah pakar geologi Mesir Dr Farouk El-Baz, yang juga bekerja di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Dilaporkan harian Asharq Al Awsat, Farouk pernah melakukan pemotretan geologis kawasan Gurun Sahara lewat satelit pada 1973. Hal serupa juga dilakukannya terhadap kondisi Makkah dan Madinah.

"Hasilnya, ternayata ia mendapati tanda-tanda adanya lautan air di lapisan bebatuan di bawah Makkah. Dan lautan air itu tak lain adalah yang jadi sumber air Zamzam," tulisnya.

Dilanjutkan dia, keajaiban tak pernah berkurang dan mengeringnya sumur air Zamzam diperkuat dengan temuan sebelumnya oleh ilmuwan Arab Saudi, bernama Tariq Hussain. Penelitian ini sekaligus bertujuan menjawab tuduhan air Zamzam tidak sehat lagi karena tercemar air resapan limbah warga Makkah.

"Ia bersama stafnya memang dapat membuktikan sebaliknya. Sumber sumur Zamzam tak ada kaitannya dengan resapan air limbah warga Makkah dan airnya tetap laik minum. Sejalan dengan itu, ia mendapati pula, sumur-sumur warga di Makkah mengering di saat air sumur Zamzam justru melimpah," demikian buku "Sejarah Kakbah". Wallahualam bissawab.***