DAMASKUS - Tentara Suriah telah melintasi provinsi Raqqah, mendekat ke ibukota dari apa yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS, papar pegiat HAM Suriah.
Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris mengatakan, serangan udara berat Rusia membantu suksesnya serangan itu. Tidak ada konfirmasi dari Suriah atau Rusia tentang hal ini.
Sebuah aliansi AS yang didukung pejuang Kurdi dan Arab melancarkan serangan sejak bulan Mei untuk mengusir militan ISIS dari kawasan utara Raqqah.

ISIS merebut kota itu pada tahun 2013 dari kelompok pemberontak lain yang menentang Presiden Bashar al-Assad. Kelompok jihad itu segera mendirikan markas besar mereka di sana dan mulai memaksakan visi tentang sebuah negara, menerapkan tafsir kaku dan vulgar dari hukum Islam.

Mereka memproklamasikan 'kekhalifahan' pada tahun 2014.

Observatorium Suriah mengatakan terjadi baku tembak dengan militan ISIS di ruas jalan antara Athria-Tabqah saat tentara Suriah bergerak dari provinsi Hama.

Militer Suriah berusaha untuk mencapai Danau Assad dan jalan utama yang menghubungkan Raqqah ke Aleppo. Tabqah adalah lokasi pangkalan udara utama yang direbut ISIS pada bulan Agustus 2014.

Diiyakini, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS telah mengerahkan sekitar 30.000 pejuang ke daerah di utara Raqqah dalam upaya memaksa ISIS keluar dari kota itu.
Rusia telah berjanji untuk mengkoordinasikan serangan dengan SDF dan AS.

Aliansi yang didominasi oleh milisi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi, menjadi sekutu utama koalisi pimpinan AS selama dua tahun terakhir, dan memimpin perang melawan ISIS di kawasan Suriah utara.

Para pejabat AS memperkirakan bahwa di dalam kota Raqqah terdapat sekitar 3.000 sampai 5.000 militan ISIS.