JAKARTA - Media China menjadikan presiden baru Taiwan, Tsai Ing-wen bahan ejekan. Pasalnya presiden perempuan pertama di Taiwan ini masih berstatus lajang. Taiwan menganggap hinaan ini yang paling keras dari China sejak Tsai dilantik minggu lalu.

Presiden Tsai diketahui sangat keras terhadap China. Dia salah satu orang anti-China yang paling vokal menyerukan proklamasi kemerdekaan Taiwan.

Asian Correspondent, Kamis (26/5) melaporkan China masih menganggap Taiwan sebagai wilayahnya, namun dianggap membangkang sejak perang saudara tahun 1949 berakhir. Sedangkan Taiwan menganggap sudah merdeka.

China sebelumnya mengatakan akan merebut Taiwan kembali, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan.

Tsai dikritik di China karena terang-terangan menolak "kebijakan satu China". Tetapi baru kali ini kritikan China ditujukan kepada persoalan pribadi Tsai.

Wang Weixing, peneliti di Tentara Pembebasan Rakyat China dan anggota Asosiasi Hubungan Semenanjung Taiwan mengatakan dalam kolom opini, Tsai berhasil memimpin karena belum menikah dan memiliki anak.

"Analisa dari sisi kemanusiaan, seorang politisi perempuan yang lajang, akan berhasil sebab belum memiliki beban kasih sayang, terhadap keluarga dan anak," tulis Wang di situs koran International Herald Leader, anak usaha kantor berita pemerintah China, Xinhua.

"Gaya dan strateginya dalam mencapai tujuan politik mengarah kepada emosi, personal dan ekstrem," kata Wang.

Dia menambahkan Tsai sangat fokus pada detail dan tujuan jangka pendek, namun dia mengabaikan strategi kepemimpinan yang lebih luas.

Meski demikian, media Inggris Telegraph menyebut tulisan Wang berbanding terbalik dengan kepribadian Tsai yang terlihat di media. Tsai disebut sebagai pribadi yang tenang dan berwibawa, makanya dia terpilih jadi presiden yang memimpin 23 juta penduduk.***