BANGKALAN - Bila anda punya kolesterol tinggi, tapi ingin makan bebek dengan aman dan tenang, cobalah salah satu kuliner khas Pulau Madura: Bebek Songkem. Kuliner asli Kabupaten Sampang ini diklaim rendah kolesterol karena cara masaknya tidak digoreng tetapi dikukus. Meski asli Sampang, tak perlu jauh-jauh ke Sampang untuk menikmati kuliner yang identik dengan rasa pedas ini. Di Kabupaten Bangkalan sudah ada satu franchise bebek songkem 'Pak Salim'. Letaknya di jalan raya Ketengan, Kecamatan Burneh. Sekitar 40 menit pakai mobil dari pintu tol Suramadu sisi Madura.

"Bebek songkem disini dipasok langsubg dari Sampang, kami hanya menjualkan saja, jadi soal rasa dijamin sama dengan tempat asalnya," kata Bambang Hermanto, 44 tahun, pemilik franchise bebek songkem Pak Salim, Jumat, (16/12/2016).

Dibuka empat tahun lalu, jargon yang didengungkan untuk menarik minat pembeli makan bebek songkem berubah tiga kali. Pertama, kata Bambang, jargon yang dipakai "bebek kukus", berikutnya "bebek rendah kolesterol" dan kini yang dipakai "bebek pilihan para dokter". Inpirasi ini muncul karena banyak dokter mampir di warungnya untuk makan bebek songkem. Bagi dia, dokter tak akan sembarangan memilih menu makanan.

Kini, Bambang lagi gandrung pakai jargon 'bebek songkem jawara'. Maret lalu, bebek songkem juara 1 pada festival kuliner se Madura yang digelar Bakorwil Jatim di Pamekasan. "Bebek lain ikut lomba, alhamdulilah kami juaranya," ujar dia bangga.

Benarkah bebek songkem rendah kolesterol? Bambang pun menjelaskan semua proses masak bebek songkem. Pertama, bebek utuh yang sudah dibersihan bulunya, dilumuri bumbu cabai. Bebek khusus songkem adalah bebek muda usia 45-50 hari dengan berat maksimal 1 kilogram.